Rabu, 16 Juli 2008

Böi Amawa Banio Ba Hinako

Böi Amawa Banio Ba Hinako
Oleh : APRIEL ZAI
(Fasilitator Masyarakat Program Siaga Bencana SurfAid International - Sirombu)

Ada satu hal yang sangat terkenal ketika kita berbicara mengenai Kepulauan Hinako. Jawabannya yaitu Kelapa. Ya...hal ini benar adanya. Kepulauan Hinako sering diidentikan dengan Kelapa. Hal ini dikarenakan hampir seluruh wilayah di kepulauan Hinako dipenuhi oleh pohon kelapa. Pada tahun 1970an – 1980an, Kepulauan Hinako merupakan daerah penghasil kopra terbesar di Pulau Nias. Kopra adalah kelapa cungkil yang merupakan hasil bumi utama di Kepulauan Hinako sampai saat ini. Pada masa itu, produksi kopra di Kepulauan Hinako bisa mencapai ratusan bahkan ribuan ton per musim panen. Sampai ada suatu pepatah atau istilah yang sering disebutkan orang yaitu “Böi Amawa Banio Ba Hinako” yang artinya “Jangan Menjual Kelapa Di Hinako”...mengapa? Ya tentu saja di Hinako tidak ada yang akan membelinya 

Walaupun hampir keseluruhan pengahasilan masyarakat Kepulauan Hinako bersumber dari kelapa/kopra, namun ada satu hal yang sangat aneh. Masyarakat Kepulauan Hinako sendiri, banyak yang tidak bisa memanjat pohon kelapa. Perlu juga kita ketahui bahwa pohon kelapa di Kepulauan Hinako tingginya berkisar 10 meter sampai dengan 20 meter, atau bahkan bisa lebih. Akibatnya, untuk memanen dan merawat pohon kelapa, masyarakat Kepulauan Hinako memperkerjakan orang lain untuk melaksanakan tugas itu. Kebanyakan para pekerja tersebut berasal dari daerah Lölöwau dan Mandrehe. Tentunya para pekerja ini harus terampil dalam memanjat pohon kelapa. Sebagai bayaran untuk pekerja-pekerja tersebut, biasanya dengan sistem bagi hasil panen. Besarnya ada yang mencapai 50% :50%, maksudnya, hasil panen dari kopra tersebut 50% akan menjadi bagian dari pemilik kebun kelapa, dan sisanya menjadi hak pekerja tersebut. Tetapi ada juga yang menerapakan pembagian hasil dengan jumlah yang berbeda, tergantung dari kesepakatan bersama antara pemilik kebun dengan pekerja.

Saat ini produksi kelapa/kopra di Kepulauan Hinako mengalami penurunan yang besar. Produksi kopra kadang hanya mencapai 5 ton per sekali panen. Ada banyak hal yang menyebabkan hal ini. Salah satu penyebabnya adalah musim kekeringan yang terjadi dimana sumber air sangat sulit ditemukan. Hal ini dipengaruhi oleh gempa bumi yang terjadi di Kepulauan Nias tanggal 28 Maret 2005 yang menyebabkan sebagian besar wilayah Hinako terangkat sekitar 2 meter diatas permukaan laut. Akibatnya sumber air tanah semakin dalam dan semakin susah mendapatkannya.

Penyebab lain adalah dikarenakan tidak adanya peremajaan pohon kelapa. Pohon kelapa yang ada di Kepulauan Hinako saat ini telah berusia puluhan tahun, bahkan mungkin ada yang mencapai 100 tahun. Semakin tua usia pohon kelapa tersebut, maka produktivitas dari pohon itu pun semakin menurun. Penyebab lain dari menurunnya produksi kelapa/kopra di Kepulauan Hinako dari informasi yang didapatkan oleh penulis dari masyarakat Hinako adalah adanya sejenis kumbang yang hinggap dan tinggal di daun-daun kelapa dan menjadikan daun tersebut sebagai bahan makanannya. Akibatnya pertumbuhan kelapa menjadi terhambat. Namun penulis berpikir penyebab yang terakhir ini perlu di teliti lebih lanjut lagi.

Sekarang yang menjadi bahan pemikiran bagi kita bersama adalah bagaimana mengatasi masalah-masalah tersebut. Sehingga pada akhirnya diharapkan produksi kelapa/kopra di kepulauan Hinako kembali meningkat dan pendapatan masyarakat pun bisa bertambah.

Tidak ada komentar: