Jumat, 18 Juli 2008

Tim Penanggulangan Bencana Mentawai

By: Stephen Ray Leon Mathias

“SATLINMAS – TIM PENANGGULANGAN BENCANA MENTAWAI,
menembus keterbatasan demi harkat dan martabat hidup masyarakatnya“

Sebagai Institusi Resmi Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat
Pertama di Indonesia setelah keluarnya
Undang-Undang Penanggulangan Bencana No.24 Thn.2007.


Masih belum lepas dalam ingatan kita semua, bahwa pada September 2007 sedikitnya 2 gempa besar meluluhlantakan sebagian besar bangunan yang berlokasi di Bumi Sikerei. Belum selesai kisah September, kemudian terjadi lagi gempa besar di bulan Februari 2008. Kali ini giliran Pantai Timur Pagai Utara dan Sipora Selatan Timur jadi sasarannya.
Namun bukannya kisah baru, bahwa Penanggulangan Bencana, termasuk Penanganan Pengungsi maupun Korban Bencana di Indonesia maupun di Dunia tidaklah seperti yang kita sebagai masyarakat harapkan. Bukan karena Pemerintah tak serius menangani permasalahan yang ada, namun tantangan lokasi masyarakat korban gempa seringkali menjadi kendala utama bagi pihak manapun yang hendak membantu.

Beberapa daerah di Aceh sampai mengalami kondisi kelaparan serta kehausan pada pasca Tsunami 2004 lalu. Sampai-sampai semua jenis kendaraan darat, laut dan dikerahkan. Sampai kinipun baik Aceh maupun Yogyakarta masih menyisakan daftar nama korban bencana yang belum menerima bantuan yang layak.

Pada tahun 2005, Jakarta mengalami Banjir besar, ibukota yang tersohor di seluruh dunia dengan Pendapatan Asli Daerah miliaran setiap bulannya ternyata pun tak mampu menjawab tantangan. Akhirnya ada beberapa daerah yang harus tinggal diatap-atap rumahnya selama 2 minggu.

Terbukti uang, kendaraan modern, kekuasaan, dan banyaknya pihak pembantu dari luar, ternyata tak mampu menjawab tantangan.

Lalu siapa yang bisa ???

Satlinmas Tim Penanggulangan Bencana / Tim Siaga Bencana Dusun merupakan pihak yang diyakini oleh semua orang akan menembus segala batas da rintangan yang ada. Mengapa ? Karena mereka berasal dan dipilih oleh Masyarakatnya untuk cepat menganalisa situasi, cepat berencana, dan yang penting Cepat Tepat dalam bertindak.

Pada bulan April sampai dengan Mei 2008, telah terbentuk SATLINMAS Tim Penanggulangan Bencana Masyarakat di 23 Dusun. Mereka ini adalah Institusi Penaggulangan Bencana Berbasis Masyarakat ber SK Desa pertama di Indonesia, sejak keluarnya Undang-Undang Penanggulangan Bencana No.24 Tahun 2007.
Kalau ingin mengenal mereka dari dekat, datanglah dan saksikan kiprah mereka di Desa Tuapejat yakni Dusun Pukarayat, Dusun Berkat(Berimanua Baru). Di Desa Bosua (Sipora Selatan) yakni Dusun Katiet, Dusun Mongan Bosua, Dusun Sao, Dusun Gobik, Dusun Bosua. Di Desa Silabu (Pagai Utara) yakni Dusun Silabu Barat, Dusun Silabu Utara, Dusun Silabu Selatan, dan Maguiruk. Untuk wilayah Siberut, mereka tersebar di wilayah Kecamatan baru yakni Siberut Barat Daya, tepatnya di Desa Taileleu, yakni Dusun Kirip, Dusun Maonai, Dusun Baddan, Dusun Tolomo, Dusun Boboakenen dan Dusun Peipei. Di Desa Katurei, terbentang mulai dari Dusun Toloulaggo, Dusun Malilimo, Dusun Sarausau dan Dusun Tiop.

Mereka ada
sebelum, saat, dan sesudah bencana ,
sebelum yang lainnya tiba


Perwakilan masyarakat andalan dalam hal Penanggulangan Bencana di daerahnya itu, membagi dirinya dalam Regu-Regu sesuai fungsi dan tindakan mereka Sebelum, Pada Saat, dan Setelah Bencana. Regu-Regu dalam Tim Penanggulangan Bencana di Mentawai meliputi :

1. Regu Peringatan Dini, mereka ini berfungsi sebagai pembantu Pak Kepala Dusun dalam memutuskan perlunya mengungsi ke tempat tinggi ataupun tidak. Untuk itu mereka telah memiliki kesepakatan bunyi tanda bahaya yang disosialisasikan pada warganya.

2. Regu Pengungsian / Evakuasi, mereka inilah yang akan memastikan bahwa kelompok rentan (para orangtua, wanita hamil, wanita menyusui, orang sakit dan orang cacat) akan mengungsi sebagaimana mestinya. Sebelum bencana regu ini idealnya sudah mempersiapkan daerah yang layak menjadi tujuan pengungsian.

3. Regu Pemetaan, berfungsi mengajak warga untuk mengenal lokasi-lokasi yang aman dan layak untuk dijadikan jalur evakuasi dan tempat menyelamakan diri. Mereka juga akan mampu menunjukan deerah dibawah ancaman bencana.

4. Regu Perintis, berfungsi sebagai “pembuka jalan-jalan” yang memudahkan masyarakatnya mencapai daerah-daeah yang diharapkan seperti sumber air saat di pengungsian, tempat buang hajat agar sanitasi tetap terjaga, dan juga tempat memperoleh makanan cadangan. Oleh karena itu orang yang masuk regu ini haruslah orang yang paham betul seluk beluk wilayahnya.

5. Regu Administrasi, Regu ini akan menyiapkan data-data serta kebutuhan administrasi yang dibutuhkan. Hal Administrasi merupakan hal yang paling menentukan kecepatan serta ketepatan penanganan masalah. Contoh: tak mungkin dicapai kesepakatan kebutuhan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan apabila warga tak tahu berapa jumlah keluarga, dan anggotanya. Selain itu penyaluran bantuan akan menjadi lebih tertib dan cepat bila sudah tersedia hal-hal administratifnya.

6. Regu Logistik dan Perlengkapan, regu ini akan cepat bertindak meyediakan peralatan dan bahan yang dibutuhkan saat bencana maupun setelah bencana. Contohnya : penyediaan tenda, alat masak, dan beberapa alat pertukangan yang diperlukan dalam membangun tempat hunian sementara di pengungsian.

7. Regu Pencarian dan Penyelamatan, sering juga disebut Regu SAR. Merekalah yang akan mencari serta menyelamatkan yang hilang.

8. Regu Dapur Umum, menyediakan makanan sehat yang dibutuhkan paling tidak disaat-saat awal setelah bencana. Regu ini mungkin tak akan banyak berfungsi lagi saat para keluarga telah dapat mengupayakan makanannya sendiri.

9. Regu Kesehatan dan Pertolongan Pertama saat Kondisi Darurat, Regu ini bertugas mengobati yang luka akibat bencana. Dengan harapan peluang hidup korban menjadi lebih besar, untuk korban luka parah, tetap harus dirujuk ke Puskesmas ataupun Rumah Sakit terdekat.

10. Regu Keamanan, menjamin tertibnya kegiatan pengungsian dan penyaluran bantuan. Juga memastikan para kelompok rentan menjadi prioritas dalam mendapatkan bantuan.

11. Regu Penanganan Kebakaran, Regu ini akan waspada terhadap bahaya kebakaran yang mungkin timbul akibat kepanikan saat bencana. Regu ini juga akan mengadakan penyuluhan2 kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran hutan.

12. Regu Informasi, Dokumentasi dan Hubungan Luar, Regu ini akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak diluar komunitas masyarakat, dalam melaporkan serta mengupayakan hal-hal lain yang belum ada. Regu ini juga menjamin informasi dari pihak luar akan didapatkan oleh warga masyarakatnya. Oleh karenanya regu ini akan akrab dengan alat komunikasi serta media informasi.


Bapak Camat Sipora Selatan, Bpk. Akas Sikatsila mengungkapkan syukur atas inisiatif warganya dalam membentuk Tim Siaga Bencana di wilayahnya, dan berharap bisa di contoh oleh Desa an Dusun lain. Di kesempatan lain Bapak Camat Sipora Utara, Bpk. Syamsuddin berharap Tim ini bukan hanya dibentuk tapi mampu beraksi sebagaimana diharapkan. Pak Camat Siberut Selatan saat melantik timnya di Desa Taileleu punya harapan agar Tim Siaga Bencana mampu menjadi ”kunci sukses” selamatnya seluruh warga Siberut Barat Daya dari ancaman bencana yang diperkirakan oleh para Ahli geologi.

Dengan terbentuknya Tim-Tim Siaga Bencana atau Tim Penanggulangan Bencana lainnya di Dusun-Dusun Mentawai yang jumlahnya mencapai 202 Dusun tersebar di 43 Desa, niscaya kemandirian masyarakat bukan lagi menjadi wacana lagi. Saatnya kita katakan ”KITA BISA BERBUAT DISAAT YANG LAIN BELUM DATANG......”



Tanpa Pandang Bulu….,
…..REGU KESEHATAN DAN P3K, MEMPERPANJANG PELUANG HIDUP BAGI YANG TERLUKA
…REGU DAPUR UMUM MENYEDIAKAN MAKANAN SEHAT TRADISIONAL,DIAWAL MASA DARURAT
…REGU EVAKUASI DAN PENGUNGSIAN MEMPRIORITASKAN YANG LEMAH
….REGU INFORMASI MENGUPAYAKAN BANTUAN DAN MELAPORKAN SITUASI KE LUAR KOMUNITAS
….REGU LOGISTIK CEKATAN MENYEDIAKAN KEBUTUHAN HIDUP
…REGU ADMINISTRASI MENJAMIN AKUNTABILITAS PENYALURAN BANTUAN
…REGU KEAMANAN MENERTIBKAN DAN MENGAMANKAN SEGALA KEGIATAN
....dan
TUHAN YANG MEMBERI KEKUATAN SERTA PERLINDUNGAN


Taggei tubu itata ake’Pulotokat
(Motto Tim Penanggulangan Bencana Malilimo, Siberut Barat Daya, Mentawai)
Kesiapsiagaan Kita Menghilangkan Rasa Takut
There are no fear, when we prepared.

Tidak ada komentar: