Kamis, 17 Juli 2008

Kisah Studi Banding ke Mentawai

Oleh: Santonius Zai

Studi banding staf Program Siaga Bencana (E-Prep) Surfaid International antara Nias dan Mentawai merupakan hal yang baru terjadi dikalangan internal Program Siaga Bencana. Tepat pada tanggal 20 mei 2008 beberapa orang staf dari Nias ke Mentawai yakni : Risna, David, Santo, Toro. Dalam perjalanan studi banding tersebut ada beberapa hal yang penting dicatat sebagai pengalaman.

Para staf di kepulauan Mentawai ada 12 orang Cf. Pak Ray sebagai Field Manager, Surya dan Wawan sebagai SCf. Wilayah kerja SAI Program Siaga Bencana ada 22 dusun yakni :Pukarayah, Berkat, Sao, Mongan Bosua, Bosua, Gobik, Kateit, Silabu Utara,Silabu Timur, Silabu Tengah, Maguiruk, Betu Monga, Kirip, Badan, Maonai, Tiop, Sarausau, Malilimok, Tolomo, Bobokenen,Toulokaggon, Peipei.

Teman-teman E-Prep di Mentawai dalam pelaksanaan rapat, mereka menggunakan metode sersan (serius tapi santai). Hal ini jelas ketika adanya perbedaan pendapat diantara mereka. Mereka begitu kritis dan saling menyampaikan argument yang kadang-kadang mencapai klimaks, membuat ketegangan pada saat pertemuan, namun untuk membuat situasi dinetralisir maka FM dan Scf mengambil peran untuk memberikan input yang bisa saling diterima. Walaupun demikian, ketegangan tersebut hanya terjadi dalam ruangan pertemuan (meeting room) yang tidak dibawakan dalam pekerjaan.
Dalam rangka persiapan training

Di kepulauan Mentawai, nam keanggaotaan Program Siaga Bencana disebut TPB (Tim Penanggulangan Bencana) sedangkan untuk kepulauan Nias disebut SATLINMAS (Satuan Perlindungan Masyarakat).

Sebelum terjun kelapangan untuk melaksanakan training kepada anggota Tim Siaga Bencana, teman-teman E-Prep Mentawai terlebih dahulu membuat persiapanbaik dari segi materi, bahan/perlengkapan praktek dan juga dilaksanakan pra simulasi terutama dalam hal penyajian materi pelatihan. Dalam pra simulasi penyajian materi, masing-masing Cf menyajikan dan mempresentasikan materi yang telah dipersiapkan. Salah satu tujuan inti dari kegiatan tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana persiapan masing-masing cf. dalam proses tersebut cf harus siap menerima kritik dan saran yang dilontarkan oleh teman-teman lain yang bersifar membangun, sehingga kalau ada materi yang tidak tepat bisa diperbaiki sebelum terjun kelapangan.

Saat pelaksaaan training di pulau pukarayat, sebelum terjun kelapangan masing-masing staf telah mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan di lapangan. Baik untuk diri sendiri maupun untuk kebutuhan pelatihan. Untuk kebutuhan pribadi team telah mempersiapkan : pelampung, kelambu, senter, matras, autan, pisau, kompor, kecil, dan kebutuhan pribadi lainnya. Hal ini menunjukan bahwa dalam kondisi apapun dilapangan yang mereka tlah siap untuk menghadapinya. Pada saat pelaksaaan training, staff di Mentawai sungguh sangat menghargai waktu (komitmen pada waktu yang telah disepakati bersama. Setiap staf harus sudah hadir dilapangan atau ruangan pelatihan satu jam sebelum pelatihan dimulai. Tujuan yakni untuk memberikan contoh kepada masyarakat dan juga supaya masyarakat bergegas untuk datang ketempat pertemuan. Setelah kumpul dalam ruangan, mereka mempersiapkan segala kebutuhan dan juga dilaksanakan brefing singkat sebelum pelatihan.

Selama penyampaian materi pelatihan, staf yang lain siap untuk mendukung atau membantu kalau ada kelemahan dan kekurangan staf yang sedang menyaji terlebih pada pertanyaan yang disampaikan oleh peserta.
Antusias dari warga desa /TPB

Kehadiran Program Siaga Bencana dikepulauan Mentawai sungguh mendapat sambutan baik dari masyarakat. Hal ini disebabkan karena kepulauan Mentawai tersebut satu-satunya organisasi yang eksis hanyalah SurfAid International.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Gaya kepemimpinan yang otoriter dan liberal, artinya Line Manager menjalankan tugas lebih didominasi oleh kehendak sendiri sehingga terkesan “kurang” memperhatikan kondisi atau keadaan bawahan.

Hal yang terjadi :
- Saran/pendapat dari bawahan kurang diperhatikan
- Dalam segala proses pelatihan terkesan tidak mempercayai staf yang sedang presentasi karena selalu disambung/menyela saat staf sedang berbicara
- Bawahan hanya mengikuti perintah dari pimpinan
- Mematikan daya kreatifitas dari bawahan.

Santonius Zai
Cf. telukdalam

Tidak ada komentar: