Rabu, 16 Juli 2008

Nias Selatan menyelenggarakan Lokakarya Kepedulian dan Kesiagaan Bencana

Oleh: Turmizi Ali

Nias Selatan, Indonesia 19 Juni 2007 – Masyarakat di Kabupaten Nias dan Nias Selatan, Indonesia, telah mengalami kesulitan oleh karena terkena tsunami 26 Desember 2004 dan gempa bumi 28 Maret 2005. Inilah peristiwa yang cukup tragis menimpa masyarakat Nias yang masih belum luput dari ingatan kita semua. Di beberapa tempat terdapat keluarga yang kehilangan anggota keluarga, sahabat, rusaknya rumah, sekolah dan masih banyak lagi bangunan-bangunan infrastruktur yang hancur. Semua itu merupakan akibat dari bencana yang dapat terjadi dimana saja.

Segera setelah kejadian tanggal 28 Maret 2005, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, SurfAid International langsung menyalurkan program emergency response yang cukup dapat membantu masyarakat di daerah ini dengan fokus utama penyediaan respons medis darurat dan juga pendistribusian pangan serta air bersih. Bantuan yang di berikan oleh SurfAid juga menjangkau daerah yang benar-benar terpencil di Kepulauan Nias.

Setelah dua tahun berlalu yaitu pada tanggal 19 Juni, 2007, ketika SurfAid masih berlanjut degan intervensi penyaluran bantuan ke masyarakat disertai dengan usaha-usaha pemerintah, lembaga-lembaga PBB, LSM lokal maupun internasional, serta masyarakat internasional dan lokal, SurfAid berhasil menyelenggarakan workshop dengan tema Kepedulian dan Kesiagaan Bencana di Kabupaten Nias Selatan. Workshop yang sama telah di adakan di kabupaten Nias sehari sebelumnya dan juga akan dilaksanakan di Mentawai. Oleh karena daerah-daerah ini cukup rentan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami maka program kesiagaan bencana yang dilakukan secara terpadu dirasakan perlu untuk terus dikembangkan.

Ketika Workshop Berlangsung
Sasaran dari lokakarya sehari adalah sebagai wahana sosialisasi program Kesiapan Bencana, meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan institusi pemerintah agar memperoleh pemahaman yang sama dalam hal penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat. Juga dari lokakarya inilah merupakan titik tolak agar pemerintah setempat lebih memiliki strategi menghadapi bencana untuk masa-masa yang akan datang.

Kegiatan ini buka oleh bupati Nias Selatan, dimana perwakilan dari pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakat kabupaten diberikan kesempatan untuk mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi dalam kesiapan bencana, pengalaman-pengalaman serta langkah-langkah yang perlu diambil pada periode-periode kedepan. Bupati Nias Selatan, Fahuwusa Laia SH. MH, dalam sambutannya menyatakan bahwa pemerintah kebupaten akan mendukung sepenuhnya upaya-upaya yang dilakukan oleh program Kesiapan Bencana SurfAid International dan juga mendorong agar program-program tersebut dapat menyentuh masyarakat yang benar-benar membutuhkan utamanya masyarakat-masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang terpencil.

Dalam kegiatan yang berlangsung mulai dari pagi hingga sore hari, Jason Brown yang merupakan Program Manager untuk program Kesiapan Bencana Mentawai dan Nias menjelaskan gambaran program secara menyeluruh. Pada intinya adalah masyarakat sendiri mampu memiliki program kesiagan bencana yang pada gilirannya dapat memberikan manfaat yang cukup luas kepada masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang akan diiplementasikan sepatutnya selalu diselaraskan dengan kearifan dan kultur lokal, disamping itu event-event yang lebih bersifat hiburan masyarakat juga menjadi bagian dari program kesiapan bencana ini.

Fasilitator workshop mengambil kesempatan memberikan informasi tentang level bahaya bagi masyarakat pesisir Mentawai dan Nias yang cenderung rentan terhadap gempa bumi dan tsunami. Dengan adanya strategi regional yang cukup melibatkan para stakeholder pada tataran pengambil kebijakan, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan apabila semuanya telah tersinergikan secara apik. Strategi ini harus benar-benar disiapkan sehingga dapat membuat para stakeholder sadar akan tugas dan fungsinya terutama ketika telah terpolanya tindakan yang dilakukan sebelum, ketika, dan setelah terjadi bencana.

Selama berlangsungya lokakarya, seluruh peserta cukup antusias dan dinamis dalam mengeluarkan pandangan-pandangan positif bahkan beradu argumentasi demi peningkatan program. Pada akhirnya para peserta yang masih tetap energic sampai pada akhir sesi, telah berhasil membuat pesan utama dalam bahasa Nias Selatan yang intinya adalah masyarakat tidak perlu kuatir dengan bencana tetapi supaya selalu mempersiapkan diri. “Aine böi ata’u!! Tafa’anö ita!! Minahagö dödömi nasö vendruru danö!!” Demikian pesan utama yang disuarakan bersama-sama pada sesi terakhir workshop. Semoga.

Tidak ada komentar: