Rabu, 16 Juli 2008

Pohon Masalah Kepulauan Indah

Oleh : DAVID MATHIAS Y. HULU

Kepulauan Hinako terletak dibagian barat pulau Nias, dimana kepulauan tersebut terdiri dari 8 pulau yang diatasnya terdiri dari 12 desa dan keseluruhan desa tersebut merupakan daerah sasaran Program Siaga Bencana SurfAid International.

Pada awalnya program siaga bencana kurang berterima dibeberapa desa sasaran, bahkan ada beberapa desa yang menolak program tersebut karena masyarakat berpikiran mereka telah siap siaga mengahadapi bencana dan lagi pula program siaga bencana tidak memberikan bantuan fisik seperti yang dilakukan oleh beberapa NGO. Namun seiring berjalannya waktu, program siaga bencana dapat diterima oleh seluruh desa didaerah kepulauan, hal ini didasari oleh keingintahuan masyarakat terhadap bencana yang telah melanda seperti gempa dan tsunami.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, program siaga bencana SurfAid International semakin diterima oleh seluruh desa dan warga masyarakat di Kecamatan Sirombu, bahkan staf (Cf) sudah terbiasa dengan panggilan “pak siaga bencana” apa bila bertemu ataupun jumpa dengan masyarakat.

Pertengahan bulan Januari 2008 yang lalu, ketika Scf dan Cf berkunjung di seluruh desa kepulauan untuk melaksanakan pertemuan Satlinmas dan simulasi dibeberapa sekolah, disana terlihat dengan jelas suatu hal yang sangat memprihatinkan dimana masyarakat sangat jauh berada dibawah garis kemiskinan. Masyarakat hanya bergantung dari penghasilan kelapa dan hasil laut, dimana hasil panen kelapa sekarang ini jauh menurun dibanding hasil panen sebelum gempa melanda, menurut masyarakat hal ini disebabkan karena pohon kelapa kekurangan air akibat dari bencana gempa beberapa waktu lalu. Masyarakat juga sangat kekurangan sumber air bersih, masyarakat hanya bergantung dari sumur bor yang sewaktu-waktu dapat kering bila musim kemarau.

Lebih memprihatinkan lagi dimana dibeberapa pulau hanya berada 4-5 keluarga yang menetap didesa tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya mata pencaharian. Dari segi pendidikan juga memprihatinkan sekolah hanya dihuni oleh 20an orang siswa. Dari segi mitigasi bencana, masyarakat kepulauan tidak memiliki lokasi evakuasi yang layak karena dikepulauan tidak adanya dataran tinggi. Dataran tinggi hanya terletk didesa hinako. Namun sangat sulit dijangkau oleh desa lain karena transportasi laut yang sangat terbatas apa bila terjadi bencana Tsunami. Namun terdapat juga desa (desa Bawösalo’o) yang berinisiatif membuat rumah diatas pohon yang dapat menampung ± 100 orang, rumah ini dibuat sebagai tempat pengungsian apabila terjadi tsunami. Namun kondisi rumah tersebut sekarang ini rusak parah karena masyarakat banyak yang telah meninggalkan desa tersebut.

Sungguh suatu masalah yang sangat besar apa bila keadaan masyarakat dibiarkan begitu saja. Kepulauan yang indah pada akhirnya hanya kenangan belaka, tanpa penghuni, tanpa sumber daya manusia yang dapat diandalkan.
Siapakah yang dapat menjawab semua permasalahan tersebut? Apakah program siaga bencana Surfaid International? Jawaban dari semua masalah tersebut terletak dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat jangan terus mengaharapkan bantuan dari dunia luar, karena dapat membuat masyarakat malas untuk bekerja hanya karena bantuan yang hanya sesaat. Apa bila masyarakat memiliki kesadaran, memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia dan saling bergotongroyong, maka semua permasalahan tersebut dapat teratasi.

” AINE TAFAOHE TANGA WANGEHAOGŐ BANUADA AFU SŐKHI WA’AURI DA ”

Tidak ada komentar: